Dua puluh empat
Bagai kayu tunggul di atas bumi
Bagai angin lalu di tepi tunggul
Bagai habuk berdebu di bawah tikar
Dua puluh empat
Masih berhigusan menangis dibuli
Masih diberi duit jajan berseronok
Masih menunggu dibawa pulang.
Dua puluh empat
Punyai ketinggian yang tak tinggi-tinggi
Punyai jiwa kemanjaan budak-budak
Punyai akal penakut bertatih jauh.
Dua puluh empat.
Menunggu saat dua puluh lima.
26feb14
No comments:
Post a Comment
ujar saja jika perlu.